No products in the cart.
Artikel, Kesehatan & Olahraga, Lifestyle, Update Berita
Mitos atau Fakta tentang Masker Kain
27
Jun
Jun
Keyword : Mitos atau Fakta tentang Masker Kain Hijab – Masker Hijab Kain – Tutorial Membuat Masker Kain Sendiri – Bahaya Masker Kain – Masker Kain Anti Bakteri – Jual Masker Kain Terdekat – Masker Kain 3 Lapis – Masker Kain 3 ply – Masker Kain Polos – Masker Kain Motif
Covid-19 masih menjadi permasalahan pelik di berbagai belahan dunia, karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin dan obatnya. Untuk Indonesia sendiri, kita harus tetap waspada dan disiplin diri saat memasuki fase new normal. Karena meski aturan sudah diperlonggar, tidak berarti virus corona sudah menghilang.
Di tengah kekacauan ini, banyak beredar pandangan-pandangan unik di tengah masyarakat. Mulai dari teori konspirasi global, hingga mitos dan fakta soal masker. Supaya nggak keliru, yuk simak informasi seputar penggunaan masker yang perlu kita perhatikan.
BACA JUGA : Bahan yang Efektif untuk Masker Kain 3 Lapis
Mitos dan Fakta Memakai Masker
Ada beberapa mitos tentang masker yang berkembang di masyarakat. Guna meluruskannya, inilah fakta-fakta kebenarannya.
Mitos : Tidak perlu pakai masker kalau tidak sakit
Faktanya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengimbau agar setiap orang, termasuk orang-orang yang merasa sehat, tetap menggunakan masker. Terutama ktika berada dalam area publik, seperti jalan, kantor, swalayan dan lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penularan virus corona yang dengan mudah menyebar melalui tetesan pernapasan (droplet). Seperti misalnya ketika orang yang terinfeksi berbicara, batuk, atau bersin.
Masker pun menjadi alat perlindungan yang wajib dikenakan. Masker kain memiliki efektivitas menangkal virus corona sebesar 70%. Namun harus tetap dibarengi protokol kesehatan lainnya, seperti jaga jarak dan menjaga kebersihan diri.
Mitos : Pakai masker membuat CO2 terhirup kembali
Faktanya, sejauh mana masker memengaruhi tingkat CO2 bergantung pada bahan masker tersebut dibuat dan seberapa ketat masker dikenakan. Seorang profesor kimia di Amerika Serikat menyatakan bahwa sangat tidak mungkin seseorang kekurangan oksigen akibat masker kain. Karena umumnya masker kain masih menyisakan ruang atau celah. Ketika kita menghembuskan atau menghirup napas, udara dapat mengitari masker melalui pori-pori material kain, sehingga memungkinkan keluarnya CO2 dan terhirupnya oksigen. Penggunaan masker wajah pun belum terbukti menyebabkan keracunan karbon dioksida pada orang yang sehat.
Mitos : Harus pakai masker bedah atau masker N95
Faktanya, tak perlu pakai masker bedah atau masker N95. Karena jenis masker tersebut sebaiknya diperuntukkan bagi para tenaga medis di garda depan. Sementara itu, masyarakat umum bisa mengenakan masker kain sebagai pilihan.
Selain guna menangkal virus. Masker kain juga mudah ditemukan dan dapat digunakan kembali atau mungkin membuatnya sendiri. Tetapi pastikan masker kain terdiri dari tiga lapis sesuai rekomendasi WHO. Kamu juga bisa mendapatkan masker kain dengan berbagai model dan motif di Delia Hijab.
Out of stock
Rp 199.000
Mitos : Masker yang longgar juga tetap berfungsi dengan baik
Faktanya, pandangan ini keliru. Sebab masker yang longgar memungkinkan tetesan pernapasan keluar dan menyebar. Pastikan selalu masker menutupi seluruh bagian mulut dan hidung. Akan tetapi, masker tersebut juga harus membuat kita tetap bisa bernapas dan nyaman. Suatu penelitian menyatakan bahwa penggunaan masker haruslah pas dengan kontur wajah agar dapat bermanfaat secara optimal.
Mitos : Tak ada aturan khusus tentang cara pakai masker
Faktanya, ada lho aturan khusus mengenai cara pakai masker yang tidak boleh dilakukan sembarangan. Berdasarkan panduan WHO, sebelum menggunakan masker, kita harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air bersih. Kemudian, periksa masker dan lihat apakah ada kerusakan atau kotoran yang menempel. Jika tidak ada, pakai masker dan sesuaikan pada wajah tanpa adanya celah di samping. Jangan pula menggunakan masker di bawah hidung. Pastikan selalu masker menutupi mulut, hidung, dan dagu.
Hindari menyentuh masker karena bisa saja terjadi transfer virus. Apabila telah selesai mengenakan masker, cuci tangan terlebih dahulu sebelum melepasnya. Lepaskan masker dengan hanya memegang pada bagian tali kemudian jauhkan dari wajah. Pokoknya jangan sampai memegang bagian depan masker. Cucilah masker sesegera mungkin setelah digunakan.
Mitos : Masker kain bisa digunakan seharian
Faktanya, masker kain nggak disarankan untuk dipakai lebih dari 4 jam. Karena dikhawatirkan virus dan kotoran telah banyak menempel. Selain itu, lembapnya masker karena pernapasan juga bisa mengurangi keefektifannya. Karena itu, kita perlu membawa masker cadangan agar dapat dengan mudah menggantinya.
Ketika mengganti masker, pastikan masker kain yang digunakan sebelumnya disimpan di kantong khusus dengan benar. Supaya kotoran2 yang menempel pada masker tidak menyebar ke barang lainnya.
Mitos : Cuci masker kain cukup dengan air saja
Faktanya, masker harus dicuci dengan sabun atau detergen dan lebih baik menggunakan air panas setidaknya setiap selesai digunakan. Hal ini dilakukan untuk membuat virus dan kotoran mati dan keluar dari kain. Penelitian menyatakan bahwa berbagai jenis virus bisa mati pada suhu air di atas 75 derajat Celcius yang dicampur dengan produk pembersih rumah tangga. Setelah dicuci, keringkanlah masker di bawah sinar matahari. Dalam situasi pandemic seperti sekarang, tak hanya masker, pakaian yang dikenakan untuk keluar rumah juga sebaiknya segera kita cuci setelah digunakan.
BACA JUGA : Panduan Menyimpan dan Mencuci Masker Kain Hijab
Mitos : Bayi baru lahir juga wajib memakai masker
Faktanya, anak berusia di bawah dua tahun tidak dianjurkan untuk menggunakan masker. Sebab saluran pernapasan bayi masih kecil. Sehingga memakaikan masker pada si Kecil akan membuatnya kesulitan bernapas. Penggunaan masker pada bayi juga menyebabkan ia sulit bernapas dan meningkatkan risiko mati lemas.
Mitos : Tidak boleh memakai masker saat olahraga
Baru-baru ini muncul kasus dua orang remaja Tiongkok yang meninggal saat sedang berolahraga memakai masker. Hal ini tentu saja membuat banyak orang khawatir bahwa maskerlah yang menjadi penyebab kedua orang tersebut karena tidak mendapat cukup oksigen. Faktanya, di masa pandemi, memakai masker menjadi suatu kewajiban, terutama ketika kita akan beraktivitas di luar rumah. Justru yang perlu dilakukan adalah mengurangi intensitas olahraga, bukan melepas maskernya. Bila ingin berolahraga di luar rumah, kamu bisa memilih jalan santai tetapi tetap menggunakan masker. Bila ingin berolahraga berat seperti berlari, lakukan saja di dalam rumah menggunakan treadmill sehingga tak perlu memakai masker.
Mitos : Sudah memakai face shield, maka tidak perlu memakai masker
Faktanya, face shield tidak berperan sebagai pengganti masker, melainkan sebagai pelindung tambahan. Face shield dapat dikenakan bersamaan dengan masker agar kita lebih terlindungi dari penularan Covid-19. Meski begitu, alat ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis, sementara masyarakat umum tak begitu memerlukannya karena biasanya tak terpapar dengan jenis kontak yang berisiko tinggi. Menggunakan face shield saja dapat meningkatkan resiko terhirupnya droplet melalui bagian bawah yang terbuka. Jadi, akan lebih baik jika tetap memakai masker kain.
Selalu patuhi berbagai aturan yang disarankan untuk mencegah penularan Covid-19, terutama memasuki kenormalan baru. Seluruh masyarakat harus bersama-sama berusaha memutus rantai penyebaran penyakit ini. Di tengah masa new normal ini, selalu lindungi diri dengan memakai masker, cuci tangan secara rutin, dan patuhi physical distancing.
BACA JUGA : Kelebihan dan Kekurangan Masker Kain dengan Face Shield
Referensi : Kompas.com
Keyword : Mitos atau Fakta tentang Masker Kain Hijab – Masker Hijab Kain – Tutorial Membuat Masker Kain Sendiri – Bahaya Masker Kain – Masker Kain Anti Bakteri – Jual Masker Kain Terdekat – Masker Kain 3 Lapis – Masker Kain 3 ply – Masker Kain Polos – Masker Kain Motif
Pingback: Kelebihan dan Kekurangan Masker Kain dengan Face Shield - Delia Hijab